Mengenal Putra dan Putri Rasulullah, Hikmah Mengapa Mereka Berumur Pendek
Assalamualaikum. Muslimin dan muslimat
yang berbahagia, seyogyanya kita sebagai muslim mengetahui siapakah sosok orang
yang luar biasa dalam penyebaran Islam di bumi Allah. Tidak hanya sekedar
namanya saja yang kita ketahui, namun seluk beluk kehidupannya pun mesti kita
ketahui. Itulah sebagai bentuk cinta kita kepada baginda Rasulullah Muhammad
SAW. Nah, kali ini saya ingin berbagi bagaimana kehidupan Rasulullah terutama
mengenal Putra dan Putri dari Beliau. Pembicaraan tentang putra dan putri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk pembicaraan yang jarang
diangkat. Tidak heran, sebagian umat Islam tidak mengetahui berapa jumlah putra
dan putri beliau atau siapa saja nama anak-anaknya. Dilansir dari
kisahmuslim.com, yang dikutip dari Islamweb.net, enam dari tujuh anak
Rasulullah terlahir dari ummul mukminin Khadijah binti Khuwailid radhiallahu
‘anha.
Saat beliau mengucapkan kalimat ini,
beliau belum menikah dengan Maria al-Qibtiyah.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
Putri-putri Rasulullah
Para ulama sepakat bahwa jumlah putri Rasulullah
ada 4 orang, semuanya terlahir dari rahim ummul mukminin Khadijah radhiallahu
‘anha.
Pertama, putri pertama Rasulullah adalah Zainab binti
Rasulullah.
Zainab radhiallahu ‘anha menikah
dengan anak bibinya, Halah binti Khuwailid, yang bernama Abu al-Ash bin
al-Rabi’. Pernikahan ini berlangsung sebelum sang ayah diangkat menjadi rasul.
Zainab dan ketiga saudarinya masuk Islam sebagaimana ibunya Khadijah menerima
Islam, akan tetapi sang suami, Abu al-Ash, tetap dalam agama jahiliyah.
Hal ini menyebabkan Zainab tidak ikut
hijrah ke Madinah bersama ayah dan saudari-saudarinya, karena ikatannya dengan
sang suami. Beberapa lama kemudian, barulah Zainab hijrah dari Mekah ke Madinah
menyelamatkan agamanya dan berjumpa dengan sang ayah tercinta, lalu menyusullah
suaminya, Abu al-Ash.
Abu al-Ash pun mengucapkan dua kalimat
syahadat dan memeluk agama mertua dan istrinya. Keluarga kecil yang bahagia ini
pun bersatu kembali dalam Islam dan iman. Tidak lama kebahagiaan tersebut
berlangsung, pada tahun 8 H, Zainab wafat meninggalkan Abu al-Ash dan putri
mereka Umamah.
Setelah itu, terkadang Umamah diasuh
oleh kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana dalam
hadis disebutkan beliau menggendong cucunya, Umamah, ketika shalat, apabila
beliau sujud, beliau meletakkan Umamah dari gendongannya.
Kedua, Ruqayyah binti Rasulullah.
Ruqayyah radhiallahu ‘anha dinikahkan
oleh Rasulullah dengan sahabat yang mulia Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu.
Keduanya turut serta berhijrah ke Habasyah ketika musyrikin Mekah sudah sangat
keterlaluan dalam menyiksa dan menyakiti orang-orang yang beriman.
Di Habasyah, pasangan yang mulia ini
dianugerahi seorang putra yang dinamai Abdullah. Ruqayyah dan Utsman juga turut
serta dalam hijrah yang kedua dari Mekah menuju Madinah.
Ketika tinggal di Madinah mereka
dihadapkan dengan ujian wafatnya putra tunggal mereka yang sudah berusia 6
tahun. Tidak lama kemudian, Ruqayyah juga menderita sakit demam yang tinggi.
Utsman bin Affan setia merawat istrinya dan senantiasa mengawasi keadaannya.
Saat itu bersamaan dengan terjadinya
Perang Badar, atas permintaan Rasulullah untuk menjaga putrinya, Utsman pun
tidak bisa turut serta dalam perang ini. Wafatlah Ruqayyah bersamaan dengan
kedatangan Zaid bin Haritsah yang mengabarkan kemenangan umat Islam di Badar.
Ketiga, Ummu Kultsum binti Rasulullah.
Setelah Ruqayyah wafat, Rasulullah
menikahkan Utsman dengan putrinya yang lain, Ummu Kultsum radhiallahu ‘anha.
Oleh karena itulah Utsman dijuluki dzu nurain (pemilik dua cahaya) karena
menikahi dua putri Rasulullah, sebuah keistimewaan yang tidak dimiliki sahabat
lainnya.
Utsman dan Ummu Kultsum bersama-sama
membangun rumah tangga hingga wafatnya Ummu Kultsum pada bulan Sya’ban tahun 9
H. Keduanya tidak dianugerahi putra ataupun putri. Ummu Kultsum dimakamkan
bersebelahan dengan saudarinya Ruqayyah radhiallahu ‘anhuma.
Keempat, Fatimah binti Rasulullah.
Fatimah radhiallahu ‘anha adalah putri
bungsu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia dilahirkan lima tahun
sebelum kenabian. Pada tahun kedua hijriyah, Rasulullah menikahkannya dengan
Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu.
Pasangan ini dikaruniai putra pertama
pada tahun ketiga hijriyah, dan anak tersebut dinamai Hasan. Kemudian anak
kedua lahir pada bulan Rajab satu tahun berikutnya, dan dinamai Husein.
Anak ketiga mereka, Zainab, dilahirkan
pada tahun keempat hijriyah dan dua tahun berselang lahirlah putri mereka Ummu
Kultsum. Fatimah adalah anak yang paling mirip dengan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dari gaya bicara dan gaya berjalannya.
Apabila Fatimah datang ke rumah sang
ayah, ayahnya selalu menyambutnya dengan menciumnya dan duduk bersamanya.
Kecintaan Rasulullah terhadap Fatimah
tergambar dalam sabdanya, “Fatimah adalah bagian dariku. Barangsiapa membuatnya
marah, maka dia juga telah membuatku marah.” (HR. Bukhari)
Beliau juga bersabda, “Sebaik-baik
wanita penduduk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad,
Maryam binti Imran, Asiah bin Muzahim, istri Firaun.” (HR. Ahmad).
Satu-satunya anak Rasulullah yang
hidup saat beliau wafat adalah Fatimah, kemudian ia pula keluarga Rasulullah
yang pertama yang menyusul beliau. Fatimah radhiallahu ‘anha wafat enam bulan
setelah sang ayah tercinta wafat meninggalkan dunia. Ia wafat pada 2 Ramadhan
tahun 11 H, dan dimakamkan di Baqi’.
Putra-putra Rasulullah
Pertama, al-Qashim bin Rasulullah. Rasulullah berkunyah
dengan namanya, beliau disebut Abu al-Qashim (bapaknya Qashim). Qashim lahir
sebelum masa kenabian dan wafat saat usia dua tahun.
Kedua, Abdullah bin Rasulullah. Abdullah dinamai juga dengan ath-Thayyib atau
ath-Thahir. Ia dilahirkan pada masa kenabian.
Ketiga, Ibrahim bin Rasulullah.
Ibrahim dilahirkan pada tahun 8 H di
Kota Madinah. Dia adalah anak terakhir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dilahirkan dari rahim Maria al-Qibthiyah radhiallahu ‘anha. Maria
adalah seorang budak yang diberikan Muqauqis, penguasa Mesir, kepada
Rasulullah. Lalu Maria mengucapkan syahadat dan dinikahi oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Usia Ibrahim tidak panjang, ia wafat
pada tahun 10 H saat berusia 17 atau 18 bulan. Rasulullah sangat bersedih
dengan kepergian putra kecilnya yang menjadi penyejuk hatinya ini. Ketika
Ibrahim wafat, Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya mata ini menitikkan air
mata dan hati ini bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak
diridhai Rab kami. Sesungguhnya kami bersedih dengan kepergianmu wahai
Ibrahim.” (HR. Bukhari).
Hikmah
Kalau kita perhatikan perjalanan hidup
Rasulullah bersama anak-anaknya, niscaya kita dapati pelajaran dan hikmah yang
banyak. Allah Ta’ala mengaruniakan beliau putra dan putri yang merupakan tanda
kesempurnaan beliau sebagai manusia.
Namun Allah juga mencoba beliau dengan
mengambil satu per satu anaknya sebagaiman dahulu mengambil satu per satu orang
tuanya tatkala beliau membutuhkan mereka; ayah, ibu, kakek, dan pamannya.
Hanya anaknya Fatimah yang wafat
setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah juga tidak memperpanjang usia
putra-putra beliau, salah satu hikmahnya adalah agar orang-orang tidak
mengkultuskan putra-putranya atau mengangkatnya menjadi Nabi setelah beliau.
Bisa kita lihat, cucu beliau Hasan dan
Husein saja sudah membuat orang-orang yang lemah terfitnah.
Mereka mengagungkan kedua cucu beliau
melebihi yang sepantasnya, bagaimana kiranya kalau putra-putra beliau
dipanjangkan usianya dan memiliki keturunan? Tentu akan menimbulkan fitnah yang
lebih besar.
Hikmah dari wafatnya putra dan putri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sebagai teladan bagi orang-orang yang
kehilangan salah satu putra atau putri mereka.
Saat kehilangan anaknya, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabar dan tidak mengucapkan perkataan yang
tidak diridhai Allah.
Ketika seseorang kehilangan salah satu
anaknya, maka Rasulullah telah kehilangan hampir semua anaknya. Semoga shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. (Sumber: Palembang.tribunnews.com)
0 Response to "Mengenal Putra dan Putri Rasulullah, Hikmah Mengapa Mereka Berumur Pendek"
Post a Comment