Kisah Anak Yatim Berjiwa Besar

http://sholawat.co/
Setiap hari, waktu pagi bus antar kota biasanya selalu padat oleh penumpang, saat itu di dalam bis itu ada seorang anak yang membawa tas penuh dengan lumpur. Ia sangat beruntung bisa masuk ke bis angkutan kota itu lantaran ada orang yang mau turun. Tak berapa lama kemudian ada seorang Ibu hamil naik bus, karena dalam bis tersebut penuh, sehingga ibu hamil tersebut hanya berdiri. Melihat kondisi tersebut, anak kecil yang lusuh tadi segera menawarkan tempat duduknya kepada ibu hamil yang sedang berdiri.

Melihat kondisi badan anak yang lusuh dan tas yang bernoda lumpur, ibu hamil pun merasa enggan untuk duduk. Anak kecil yang lusuh tersebut dengan sigap langsung membersihkan kursi yang sempat didudukinya dengan tisu yang ia ambil dari tasnya. Seraya berkata, “Bu, silakan duduk, kursinya udah bersih koq” Ibu hamil pun duduk dengan perasaan malu.

Hiruk pikuknya keadaan jalan membuat anak ini jatuh ketika supir menginjak rem, tapi dia tetap melindungi kantong yang ada ditangannya. Ibu-ibu disebelahnya berkata, “Nak, kamu benar-benar hebat ya”. Anak ini sambil tersenyum menjawab, “Ibu, aku belum cukup hebat, ibuku selalu membandingkan aku dengan orang lain, tapi sekarang aku sudah berani. Seperti Forrest Gump!”

Ibu hamil tadi kaget seraya bertanya, “Kamu tahu Gump?”
 “iya, ibu yang selalu ajak aku nonton..”
“Terus, apa yang kamu pelajari dari film tersebut?”
Dengan lantang anak lusuh menjawab “jangan pedulikan pandangan orang lain, jalani hidupku sendiri saja, setiap orang punya keistimewaan tersendiri. Ibarat coklat yang berntuknya beraneka ragam, namun tetap manis rasanya…”
“apa kerja ibumu nak?”
“ibuku dulu guru di desa bu..”
“terus sekarang gimana?”
Mata anak tersebut mulai merah, “Ibu.. ibu sekarang di dalam kantong plastik ini..”
Sontak orang-orang disekitar langsung kaget ketika mendengar ucapan anak lusuh ini..
Seorang pria disamping anak tersebut berkata “ayah anak ini sudah meninggal karena sakit, beberapa tahun yang lalu. Ibu anak ini dulunya adalah seorang guru terhormat di suatu desa. Demi menghidupi hidup anak ini, ketika musim panas dia pergi ke kota untuk bekerja sembari membawa anaknya pergi melihat kora. Tapi siapa sangka pada suatu hari ibunya ditimpa oleh besi yang sangat besar ketika melewati suatu puing-puing bangunan, dan langsung meninggal di tempat.. Sementara kantong plastik yang dipegangnya anak tersebut adalah abu almarhum ibunya..”

Mendengar hal tersebut, ibu hamil itu tak bisa membendung air matanya lagi, seraya berkata “Nak, kamu masih mau sekolah?”
Dia menggelengkan kepalanya, dan hanya menjawab “aku setiap hari harus membaca buku di toko buku sebelah pabrik..”
Penumpang yang lain menyemangati dia dengan berjanji akan memberikan dia beberapa buku di rumah mereka, terlihat anak ini sangat gembira mendapat dukungan yang begitu besar dari orang-orang sekitar.

Anak ini meskipun sudah kehilangan orangtuanya tapi dia tetap mempunya semangat yang tinggi. Meskipun harus hidup dengan kondisi yang serba terbatas, namun keberaniannya dalam mengejar pengetahuan dan mimpinya benar-benar patut diacungi jempol.

Banyak anak yang merasa minder karena berasal dari keluarga yang tidak mampu, namun ibu dari anak lusuh ini setidaknya membuat anaknya tidak dipandang sebelah mata. Walaupun dalam keadaan terbatas, ia mempunyai pandangan positif dalam kehidupannya. Memutarbalikkan pandangan sebelah mata orang lain, itulah yang selalu diajarkan ibunya. Sehingga anak tersebut tidak merasa kekurangan apapun walaupun dalam keadaan hidup serba terbatas.

Banyak hal mungkin dari dalam diri kita, yang senantiasa merasa terus kekurangan walaupun sebenarnya kita lebih mampu dibandingkan orang lain. Bahkan mungkin dengan keadaan tersebut membuat kita merasa lemah dan tidak berdaya, sehingga hidup seakan berat untuk dijalani. Namun dari sepenggal kisah anak lusuh diatas, kita seharusnya malu, dan hendaknya bangkit untuk menjalani hidup dengan lebih semangat lagi. Untuk menyongsong masa depan yang lebih baik lagi.

Sumber : http://www.cerpen.co.id/post_134048.html

0 Response to "Kisah Anak Yatim Berjiwa Besar"

Post a Comment