MENERAPKAN SIKAP DAN PERILAKU KERJA PRESTATIF
A. MEMAHAMI PENTINGNYA KERJA
PRESTATIF
1. Pengertian Kerja
Prestatif
Seorang wirausaha harus berbuat dan
bekerja prestatif. Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin
maju (Ambition Drive). Ciri khusus perilaku kerja prestatif adalah ingin selalu
maju di segala bidang.
Wirausaha yang kerjanya secara
prestatif, memiliki kegemaran dan kegilaan pada pekerjaan usahanya atau
bisnisnya. Di sini seorang wirausaha memiliki komitmen tinggi terhadap
pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya tidak lepas dari usahanya
atau bisnisnya.
2. Tujuan
dan Manfaat Kerja Prestatif
a. Tujuan
Kerja Prestatif
Adapun tujuan menerapkan sikap dan
perilaku kerja prestatif, yaitu:
1)
Menunjukkan perhatian atas keharmonisan dalam organisasi perusahaan.
2)
Menunjukkan pengertian dan kebutuhan, tujuan keinginan, dan ide-ide
usaha.
3)
Meningkatkan komunikasi timbal balik yang baik dengan staf dan karyawan.
4)
Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif
dan inovatif.
5)
Menciptakan suasana kerja sama dalam organisasi perusahaan
6)
Meningkatkan keuntungan perusahaan
7)
Meningkatkan efisiensi dalam bekerja
8)
Meningkatkan motivasi dalam bekerja
9)
Meningkatkan kreativitas dan inovatif
10)
Mengembangkan ide-ide yang lebih produktif
11)
Meningkatkan kesadaran tentang kemampuan dan kekuatan mengelola usahanya.
12)
Suatu dorongan kesadaran tentang kemampuan dan kekuatan mengelola
usahanya.
b. Manfaat
Kerja Prestatif
1)
Meningkatkan kelancaran proses produksi, distribusi dan konsumsi.
2)
Meningkatkan sikap tanggap terhadap perubahan usahanya
3)
Meningkatkan prestasi kerja lebih efektif dan efisien di dalam mengelola
4)
Meningkatkan prestasi kerja lebih kreatif, inovatif dan fleksibel
5)
Meningkatkan prestasi kerja secara maksimal di dalam usahanya
6)
Meningkatkan kerja keras dan menemukan pemecahan masalah usahanya
7)
Meningkatkan kerja dengan penuh perhatian dan tanggung jawab
8)
Mendorong untuk mencapai keberhasilan di dalam usahanya
9)
Meningkatkan produktivitas dalam organisasi perusahaan
10) Meningkatkan
keunggulan memotivasi di dalam usahanya
11) Meningkatkan
komitmen tinggi terhadap kerjanya
B. PERILAKU KERJA PRESTATIF
Jenis dan perilaku kerja prestatif
yang harus diperhatikan oleh para wirausaha untuk mencapai keberhasilan di
dalam mengelola usahanya atau bisnisnya antara lain meliputi hal-hal berikut
ini:
1. Kerja Ikhlas
Kerja ikhlas adalah bekerja dengan
bersungguh-sungguh, dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan dilandasi dengan
hati yang tulus. Contoh: Seorang buruh tani yang bekerja dengan upah yang
pas-pasan, namun tetap bekerja dengan baik melaksanakan pekerjaan dengan tulus
dan semata-mata merupakan pengabdian kepada pekerjaannya yang menghasilkan uang
untuk keperluan hidup keluarga.
2. Kerja Mawas
Terhadap Emosional
Kerja mawas terhadap emosional adalah
bekerja dengan tidak terpengaruh oleh perasaan/kemarahan yang sedang melanda
jiwanya. Seorang pemilik perusahaan, di rumah mempunyai masalah dengan
keluarganya. Di perusahaannya, ada pegawainya yang melakukan kesalahan. Maka
sebagai pemimpin atau pemilik usaha harus dapat membedakan masalah pribadi
dengan masalah pekerjaan. Cara pemecahan masalahnya harus tetap rasional dan
tidak emosional.
3. Kerja Cerdas
Kerja cerdas adalah bahwa di dalam
bekerja harus pandai memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang dan dapat
mencari solusi sehingga dapat mencapai keuntungan yang diharapkan.
Perilaku/sikap cerdas dalam melakukan
pekerjaannya menggunakan teknologi yang tepat, menggunakan konsep hitung
menghitung, memakai atau menggunakan bahasa global, pandai berkomunikasi dan
pandai pula mengelola informasi.
4. Kerja Keras
Kerja keras adalah dalam bekerja kita
harus mempunyai sifat mampu kerja atau gila kerja untuk mencapai sasaran yang
ingin dicapai. Mereka dapat memanfaatkan waktu yang optimal sehingga
kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak serta kesulitan yang dihadapi. Dalam
bekerja mereka penuh semangat dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik
dan maksimal.
5. Kerja Tuntas
Kerja tuntas adalah di dalam bekerja
mampu mengorganisasikan bagian usaha secara terpadu dari awal sampai akhir
untuk dapat menghasilkan usaha sampai selesai dengan maksimal.
C. PRINSIP CARA KERJA PRESTATIF
1. Prinsip Umum
Cara Kerja Prestatif
Pada dasarnya penerapan kerja
prestatif sulit digeneralisasikan, karena sifat masing-masing calon wirausaha
berbeda-beda. Namun, Siverman (1970) telah membuat prinsip-prinsip cara kerja
prestatif secara umum yang sangat berguna, antara lain sebagai berikut:
a.
Proses perilaku kerja prestatif bila diperkuat dengan respon yang benar
b.
Terdapat banyak macam perilaku kerja prestatif yang kesemuanya memerlukan
proses dan latihan
c.
Proses perilaku kerja prestatif bila dimengerti dan kurang berhasil jika
dilakukan dengan menghafal
d.
Persepsi kerja prestatif ditentukan oleh seberapa baik dan seberapa
banyak dapat diserap dan dapat dilaksanakan
e.
Kondisi motivasional dapat mempengaruhi kerja prestatif, bila pemberian
hadiah dapat memajukan peranan penting di dalam bekerja
f.
Pelaksanaan dalam berbagai bidang usaha atau bisnis, akan mendorong terciptanya
perilaku kerja prestatif
2. Ciri-ciri
Prinsip Kerja Prestatif
Prinsip kerja prestatif sangat
tergantung pada kategori sebagai berikut:
a.
Dilligence (Kerajinan, kerja keras)
b.
Dedication (Pengabdian)
c.
Integrity (Keutuhan, watak)
d.
Responsiblenness (Rasa tanggung jawab)
e.
Carefullnes (Kehati-hatian)
f.
Versality (Keserbabisaan)
g.
Innovativeness (Daya pembaharuan)
h.
Cooperativeness (Semangat kerja sama)
i.
Eageerness to learn besides skill fullness (Hasrat untuk belajar dan
kemahiran).
D. MENERAPKAN PERILAKU KERJA
PRESTATIF
1. Azas
Pembelajaran Perilaku Kerja Prestatif
Empat azas pembelajaran yang dapat
ditetapkan dalam perilaku belajar kerja prestatif di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat, diantaranya sebagai berikut:
a.
Belajar teori kerja prestatif yang diperlukan bagi profesi kewirausahaan
b.
Studi khusus adalah perilaku belajar kerja prestatif dari kejadian di
bidang usaha atau bisnis dalam bentuk seminar-seminar
c.
Magang adalah penerapan perilaku belajar kerja prestatif melalui
pembuatan sesuatu. Bila mungkin, pembuatan sesuatu yang diakui berstandar
tinggi.
d.
Dimasukannya motivation training ke dalam program pendidikan
kewirausahaan secara kerja prestatif.
2. Komponen
Perilaku Kerja Prestatif
Agar dapat efektif dan efisien
membelajarkan diri sehingga dapat berkembang secara dinamis penerapan kerja
prestatif, maka harus ditanamkan pemikiran. Beberapa komponen perilaku belajar
di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a. Pengajaran Unit
Dari adanya pengajaran unit, akan
diperoleh perilaku penerapan kerja prestatif, diantaranya:
1) Kerja
prestatif membuat perencanaan usaha tau bisnis
2) Kerja
prestatif mengembangkan diri pribadi
3) Kerja
prestatif memecahkan suatu permasalahan dalam berwirausaha
4) Kerja
prestatif dalam magang di berbagai perusahaan
5) Kerja
prestatif secara ilmiah dalam berwirausaha
6) Kerja
prestatif mengembangkan sikap mental berwirausaha
7) Kerja
prestatif menjual dunia kerja, serta perkembangan lingkungannya.
b. Bersikap Dinamis
Bersikap dinamis sangat penting untuk
penerapan perilaku kerja prestatif yang tadinya pasif dan statis menjadi
dinamis dan terbuka. Begitu pula dinammis terhadap inovasi, kreatif dan melatih
kepekaan hidup melalui berwirausaha.
c. Aktivitas
Belajar Kerja Prestatif
Menerapkan perilaku kerja prestatif
(selalu ingin maju) dalam kehidupan keseharian di lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat, sekarang banyak para siswa yang tertarik dan melirik ke profesi
wirausaha yang cukup menjanjikan suatu keuntungan. Para siswa di sekolah menyatakan
bahwa mereka sangat menyenangi kegiatan berwirausaha. Untuk mengantisipasi
berwirausaha, mereka mempersiapkan bekal berupa faktor sikap mental dan
menguasai beberapa keterampilan yang dapat menunjang. Makin banyak kterampilan
yang dikuasai oleh para siswa, maka semakin banyak peluang terbuka untuk
membuka lapangan berwirausaha.
3. Falsafah
Menerapkan Sikap Kerja Prestatif
Agar dapat efektif dan efisien
membelajarkan diri sehingga dapat berkembang secara dinamis penerapan kerja
prestatif, maka harus ditanamkan pemikiran beberapa komponen perilaku belajar
di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidup, harus banyak belajar
tentang dirinya sendiri.
b.
Kegagalan berwirausaha harus diterima sebagai pengalaman
c.
Kekuatan berwirausaha datangnya dari tindakannya sendiri, bukan dari
tindakan orang lain.
d.
Resiko kegagalan selalu ada, tetapi para wirausaha harus menerimanya dan
tanggung jawab.
e.
Adanya keberhasilan berwirausaha
setelah mengalami kegagalan
f.
Harta terbesar untuk mempertahankan kemampuan wirausaha ialah adanya
sikap positif di dalam berwirausaha.
g.
Prestasi total berwirausaha,
ditentukan oleh sikap dan tindakan wirausaha sendiri.
h.
Kejarlah tujuan-tujuan yang
berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
i.
Terimalah apa adanya dan kurangilah kelemahan-kelemahannya.
4. Perencanaan
Menerapkan Perilaku Kerja Prestatif
Perencanaan menerapkan perilaku
prestatif sebagai berikut:
a. Masa Inkubasi
Kalau sudah ada bisnis yang cocok,
ide-ide itu dibiarkan mengendap dulu. Dalam hal ini, tidak langsung dibuatkan
rencana agar ide-ide bisnis itu semaking matang. Perencanaan akan semakin
matang dan mantap andaikata dikerjakan secara prestatif.
b. Analisis Sumber
Perencanaan
Bila dilakukan dengan baik mengenai
analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, berarti telah mengandung
bahan-bahan yang sangat penting untuk perencanaan penerapan perilaku prestatif
di dalam bekerja.
c. Sasaran, Realitas
dan Menggairahkan
Selanjutnya sasaran perlu direnungkan,
dibayangkan, dan diidamkan dengan sangat menarik, sehingga dapat menggairahkan
niat wirausaha untuk menerapkan perilaku kerja prestatif. Pada umumnya terdapat
dua macam kegiatan dalam merencanakan penerapan perilaku kerja prestatif, yaitu
sebagai berikut:
1)
Kegiatan-kegiatan yang mencakup keahlian mengguna-kan waktu, tenaga kerja
dan peralatan kerja
2)
Kegiatan-kegiatan kerja yang mencakup aspek-aspek bisnis yang dianggap
rutin. Hal ini meliputi menyiapkan laporan keuangan, memonitor, merevisi
anggaran, mengelola arus produksi serta memasarkan produknya.
Penerapan perilaku kerja prestatif
dalam kehidupan keseharian di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
merupakan kebutuhan yang sangat penting dan sangat mendesak. Oleh karenanya
diperlukan berbagai kebijaksanaan yang menyeluruh, seperti pendidikan,
keterampilan, kegiatan kerja, kerja ikhlas, kerja mawas terhadap emosional,
kerja cerdas dan kerja tuntas.
Para siswa di sekolah yang
mempunyai keahlian merupakan calon wirausaha yang berperilaku kerja prestatif
dan mempunyai pendidikan formal. Adapun keahlian pokok yang perlu dimiliki para
siswa sebagai calon wirausaha, yaitu:
1) Keahlian
mengenai penerapan kerja prestatif
2) Keahlian
mengenai resiko persaingan
3) Keahlian
mengurus manajemen usaha
4) Keahlian
menawarkan produk
5) Keahlian
berinovatif dalam produk
6) Keahlian
berkreatif dalam usaha
2 Response to "MENERAPKAN SIKAP DAN PERILAKU KERJA PRESTATIF"
Post a Comment