Jangan Salah dalam Memilih Pemimpin, Kenali dulu mereka baru Milih !!!

Sudah lama sekali semenjak saya buat blog ini, tidak posting lagi tulisan di blog. Yah walaupun ada tulisan yang berisi unek-unek, cukup disampaikan atau di share di facebook, cuman itu saja. Berhubung ada kemalasan dan kesibukan yang lain, ditambah koneksi internet yang lemot, akhirnya blog yang saya miliki “di peuyeum” sampai bertahun-tahun. Ketika berselancar di facebook, teringat
kembali akan unek-unek yang pernah Saya tulis, bahkan sudah di share di facebook. Ketika baca lagi ada hal yang menarik menurut saya hingga membuat saya ingin posting lagi di blog. Apa itu? Jika sahabat blogger penasaran, mangga di baca!!!

Apa salah ya kalau saya mengingatkan kepada sesama muslim agar senantiasa berhati-hati dalam memilih pemimpin. Memang hal seperti ini dapat dikatakan sensitif jika dikaitkan dengan musim pemilu. Untuk orang selain islam, saya menyatakan silakan saja anda memilih pemimpin sendiri, sesuai dengan pilihan anda. Tapi saya secara pribadi mohon dengan sangat, janganlah ikut campur mengenai urusan kami dalam memilih seorang pemimpin.  Seperti yang telah di paparkan melalui ayat al qur’an surat al kafiirun ayat 6 : “untukmulah agamamu, dan untukulah agamaku”. Apalagi ini urusannya terkait pemimpin yang akan menjadi pemimpin bagi kami. Jika anda mengatakan kepada social media atau khalayak ramai anda mengatakan “koq masalah pemilu dikaitkan dengan isu sara”, “agama koq dibawa-bawa”. Silahkan itu memang hak anda untuk berpendapat, tapi ada batasannya. Bila anda orang yang toleran, tentunya sikap anda pastinya dapat menghargai apa yang telah menjadi prinsip bagi kami.

Menyelediki latar belakang pemimpin memang harus dilakukan agar tidak terjebak pada pencitraan belaka, apalagi pencitraan oleh media yang tidak berimbang. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak salah dalam melangkah dalam memilih seorang pemimpin. Terus terang saja, pada tahun 2004-2009 saya sebagai pemilih dan simpatisan partai pemenang pada waktu itu. Karena pada waktu itu saya memilih dengan asal saja, tanpa menelaah siapa pemimpin yang akan saya pilih. Maklum pada waktu itu usia saya masih remaja belasan tahun dan masih mengenakan pakaian seragam putih abu-abu. Tapi apa buktinya sekarang dengan kepemimpinan beliau, Beliau adalah orang pertama dan partai pertama yang mengusung kampanye anti korupsi, eh ternyata malah pelaku korupsinya banyak dari kader-kader partai beliau. Dengan adanya KPK malah semakin banyak yang korupsi, bukan sebaliknya. Apa yang salah dengan negeri ini? Bahkan sepeninggalnya kepemimpinan beliau, malah meninggalkan utang sampai ratusan-bahkan ribuan trilyunan rupiah kepada IMF. Apa beliau terlalu sibuk memikirkan partai yang beliau pimpin dari pada memikirkan rakyatnya?. Pada akhirnya saya telah menyesal memilih pemimpin seperti itu. Makanya sebagai orang yang belajar dari pengalaman, saya mencoba belajar mencari informasi dari sana-sini serta mengupdate informasi berita terkini., khususnya mengenai calon pemimpin negeri ini.

Sebagai seorang muslim, saya patut mengetahui asal-usul atau latarbelakang pemimpin yang nantinya akan menjadi pemimpin khususnya bagi kami sebagai muslim. Karena sangatlah jelas, prinsip saya menyesuaikan dengan apa yang diajarkan dalam Islam bahwa memilih pemimpin tidak boleh mengambil dari selain Islam, itu merupakan mutlak, tidak boleh tidak. Banyak nash alquran yang menjelaskan demikian.  Saya sangat prihatin jika ada yang berpendapat: bahwa tidak relevan kalau urusan memilih pemimpin harus berdasarkan nash al-qur’an, katanya “ini berbeda konteksnya, kita kan Negara Indonesia bukan Negara Islam”. Apalagi yang mengucapkannya itu adalah orang-orang yang notabenenya ngaku faham betul tentang agama. Miris sekali kalau saya mendengarnya. Coba kalau perkataannya tersebut di dengar oleh masyarakat yang awam tentang Islam, sudah barang tentu bakal mengamininya. Bahkan lebih kaget lagi ada orang dari kalangan ulama yang berada di instansi pemerintah menganjurkan kepada masyarakat (khususnya ummat Islam) untuk tidak ragu-ragu dalam memilih pemimpin dari kalangan non muslim. Naudzubillah..!!!

Pemilihan wakil rakyat sudah berlangsung, bahkan sudah diketahui partai mana yang paling banyak meraup suara rakyat walaupun itu berdasalkan perhitungan cepat (Quick Count). Tentunya ada setidaknya margin atau perbedaan jumlah perolehan suara antara Quick Count dengan perolehan yang ditetapkan oleh KPU. Walaupun hal ini masih dalam perdebatan, tapi hampir setiap pemilu memang seperti itu yang terjadi. Setelah dilakukan pemilu caleg, sudah saatnya pemilihan presiden dan wakil presiden. Antara pimpinan partai beserta rombongannya mulai saling ber “silaturahmi”, istilah yang popular dalam politik adalah “proses penjajakan” untuk menyamakan persepsi bagaimana membicarakan bangsa ini kedepan. Padahal ujung-ujungnya adalah koalisi, namun penafsiran tentang koalisi pada setiap partai nyatanya berbeda-beda. Ada yang menyatakan koalisi tanpa syarat, ada yang mengatakan koalisi emang ada syaratnya, ada juga yang mengatakan bahwa sebenarnya tidak pantas kalau disebutnya dengan istilah koalisi. Oleh karena kesan istilah koalisi yang notabene ujungnya bagi-bagi kekuasaan di parlemen, makanya diganti dengan istilah baru “kerjasama”. Dalam proses penjajakan tersebut, masing-masing setiap partai mengusung calon presiden dan wakil presidennya sendiri, bahkan ada yang percaya diri bahwa kedepannya tidak akan berkoalisi dengan partai yang lainnya. Itu dilakukan disaat sebelum pemilihan calon legislatif dilakukan, dan pada akhirnya barulah diketahui partai siapa pemenang pemilu calon legislatif. Ada yang percaya diri mantap mencalonkan presiden dari partainya sendiri karena dengan modal perolehan suara terbanyak, ada juga partai yang menawarkan kadernya untuk bisa mendampingi capres dari partai lain, bahkan ada juga partai yang mengusung capresnya bukan dari kader partainya sendiri.

Hasil dari penjajakan tersebut, akhirnya masa-masa penentuan sikap dari setiap partai. Pada tanggal 20 Mei 2014 kemarin melalui social media setiap parpol sudah mengambil sikap mengenai pengusungan siapa yang akan menjadi capres dan cawapres. Terdapat dua pasangan capres dan cawapres yang sudah mendeklarasikan yang untuk selanjutnya didaftarkan ke KPU. Ada hal yang menarik mengenai pengusungan capres dan cawapres tahun 2014 ini. Diantaranya, adanya peristiwa pemecatan yang dilakukan partai terhadap kadernya yang mendukung capres dan cawapres lain selain yang sudah ditetapkan dalam rapimnas. Bahkan kader tersebut malah menerima lamaran partai lain untuk dijadikan cawapres. Kemudian ada yang mundur dari kepengurusan partai dan bersikap untuk mendukung kedua pasangan capres dan cawapres. Ada juga pembelotan kader yang pada awalnya dijadikan capres pada masa kampanye pemilu caleg oleh partai tersebut, hingga berbalik arah dengan tidak mendukung capres dan cawapres yang didukung  oleh partainya, bahkan kader tersebut justru memberikan dukungan terhadap capres dan cawapres diluar partainya. Inilah politik, apapun bisa terjadi. Yang tadinya lawan menjadi kawan, bahkan sebaliknya yang awalnya kawan menjadi lawan.

Inilah sesungguhnya perang yang nyata bagi kaum muslim sekarang, bukan lagi perang antar fisik, melainkan perang pemikiran. Dalam bahasa arab di istilahkan dengan “Ghazwul Fikri”. Yang benar bisa jadi salah, dan yang salah tentu bisa jadi benar. Inilah yang sekarang dijadikan senjata bagi kaum yang tidak menyukai Islam untuk melumpuhkan kekuatan ummat muslim. Contoh yang terjadi di dunia barat, dengan media yang dimiliknya, masyarakat dunia barat banyak dijejali pemikiran yang buruk mengenai Islam, sehingga tidak sedikit masyarakat dunia barat banyak yang membenci Islam tanpa alasan yang benar. Banyak sekali sebenarnya contoh produk-produk pemikiran barat yang dengan sengaja dibuat untuk melemahkan Islam. Contohnya jihad selalu dikaitkan dengan teroris,  maka pandangan umum sebagian besar bahwa teroris identik dengan orang islam. Ada ormas yang ingin menegakan syariat dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, disebutnya golongan islam keras. Dengan opini yang dibentuk demikian akan menjadikan citra islam semakin buruk, bahkan masyarakat akan lebih antipati terhadap islam.

Contoh produk selanjutnya adalah HAM. Dengan mengatasnamakan HAM, orang-orang atau berbagai LSM bebas melakukan apa saja sesuai kehendaknya. Masih ingatkah dengan AKKBB? Ya AKKBB kepanjangan dari Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan ini dibentuk untuk menampung orang-orang atau LSM yang terdiskriminasi “HAM”nya. Masih ingat dibenak saya ketika orang-orang ahmadiyah dilarang keberadaannya dan penyebaran ajarannya oleh MUI dan sebagian besar masyarakat Islam. Tentunya masyarakat khususnya ummat Islam maupun MUI tidak semena-mena dalam menentukan larangan tersebut. Karena sudah jelas keberadaan ahmadiyah sangat meresahkan ummat Islam dengan ajarannya yang sangat sesat dan bertentangan dengan ajaran Islam. Ketika kasus ini mencuat, LSM AKKBB ini langsung bergerak secara aktif meneriakan untuk menyampaikan hak asasi manusia (HAM) dan melakukan demonstrasi secara massif untuk memperjuangkan ahmadiyah agar tidak dilarang keberadaannya. Bahkan dari luar negeri juga ikut berbicara mengenai kasus HAM yang berada di Indonesia, contohnya Amerika dan sekutunya. Dengan lantang mereka meneriakan, “pelarangan terhadap ahmadiyah ini sangat bertentangan dengan HAM, dan UUD 1945 tentang kebebasan keyakinan beragama, kami akan terus berjuang demi menegakan HAM di Indonesia”.

Sebenarnya apa permasalahannya dengan kasus diatas? Sebenarnya menurut saya masalah diatas sangat sederhana kalau seandainya AKKBB mengetahui duduk perkaranya seperti apa. Sebenarnya simple saja, bagi ahmadiyah jangan ngaku-ngaku bagian dari Islam. Silakan anda klaim dan deklarasikan bahwa ahmadiyah itu adalah agama anda, bukan bagian dari Islam. Jadi di Indonesia bertambah agamanya menjadi agama Ahmadiyah. Dengan seperti itu kami sebagai ummat islam tentunya akan lebih menghargai keberadaan anda, ketimbang anda ngaku-ngaku Islam. Jangan kaitkan kami dengan isu pelanggaran HAM. Masa iya sih kami disebut melanggar HAM karena melarang ajaran ahmadiyah yang melanggar hukum Islam alias bertentangan dengan Islam. Inilah nyatanya orang-orang seperti AKKBB ini yang lebih menjunjung tinggi HAM dan kebebasan, ketimbang hukum Islam. Jelas sudah dapat diketahui bahwa melalui orang-orang tersebut produk-produk pemikiran barat sudah dipraktekkan di Indonesia terutama populasi muslim terbesar di dunia. Hal yang benar bisa jadi salah, dan hal yang salah tentu bisa menjadi benar. Inilah apa yang disebut dengan istilah mencampuradukan antara haq dan bathil.

Ini hanya sedikit kupasan mengenai produk-produk pemikiran barat yang anti Islam, masih banyak opini-opini yang berkembang di masyarakat yang sudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bahkan ke dalam pemerintahan. Tujuannya sudah jelas bahwa orang-orang yang tidak menyukai Islam ingin menjauhkan ummat Islam dari ajaran yang disampaikan Rasul melalui Al-Qur’an dan Hadits. Seperti apa yang telah disampaikan dalam Surat Al Baqarah (2) ayat 120 menyatakan bahwa:

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (Qs. Al Baqarah : 120)


Maka, apakah kita akan menunggu sampai ummat Islam dapat mengikuti apa yang menjadi keinginan mereka? Padahal Al-Qur’an sudah dengan jelas merupakan pedoman dan tuntunan hidup bagi manusia agar selamat di dunia maupun akhirat dan terhindar dari siksa kubur neraka jahannam. Naudzubillahi min dzalik. 

Maka dari itu, pilihlah Pemimpin yang dapat membawa kita lebih dekat kepada Allah Swt, yang lebih mementingkan kehidupan rakyatnya, bukan untuk kepentingan pribadi semata, golongannya, bahkan partainya. Pemimpin yang dapat memajukan rakyatnya, yang bisa memajukan bangsa Indonesia lebih baik lagi.

Sekarang tinggal Anda yang menentukan, siapa pemimpin yang layak dan terbaik untuk memimpin Bangsa ini. Bangsa yang haus pemimpin jujur, tegas, berwibawa, dan mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi.

0 Response to "Jangan Salah dalam Memilih Pemimpin, Kenali dulu mereka baru Milih !!!"

Post a Comment