Cara Penulisan Gelar Akademik yang Baik dan Benar
Sahabat blogger yang budiman, ada
kalanya kita sebagai seorang penulis, guru, staff, karyawan, dosen, dan lain
sebagainya, mungkin merasakan kebingungan ketika dihadapkan menulis gelar
seseorang. Aplikasinya baik itu ketika kita ingin menuliskan gelar seseorang
tersebut dalam dalam
bentuk menulis penelitian, makalah, laporan, bahkan yang niatnya untuk mengundang seseorang untuk mengikuti acara-acara tertentu, baik yang sifatnya formal maupun non-formal.
bentuk menulis penelitian, makalah, laporan, bahkan yang niatnya untuk mengundang seseorang untuk mengikuti acara-acara tertentu, baik yang sifatnya formal maupun non-formal.
Kendati hanya persoalan kecil, tetapi
kebanyakan orang tidak memahami penulisan gelar yang benar. Penulisan gelar
sejatinya tidaklah sesulit yang dibayangkan, tetapi juga tidak segampang yang
sering dilakukan oleh kebanyakan orang. Saya akan membagikan tips-tips atau
langkah bagaimana cara penulisan gelar seseorang dengan baik dan benar.
Informasi tersebut saya peroleh dari seorang penulis yang bernama Dr.
Warsiman, M.Pd. dengan media tulisannya melalui blog dengan nama “blog.sunan-ampel.ac.id”.
Mudah-mudahan tulisan tersebut bermanfaat bagi sahabat blogger yang kiranya
belum mengetahui cara penulisan gelar yang baik dan benar.
Berdasarkan aturan kebahasaan,
penulisan gelar termasuk kategori pemahaman tentang singkatan. Singkatan adalah
kependekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi
huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Selain itu, dalam buku
pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga secaraintens
disinggung, bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun
demikian, masyarakat masih saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik
penulisan gelar yang benar. Sekarang, marilah kita analisis tentang penulisan
gelar ini, agar kita tidak lagi menemui kesulitan di kemudian hari.
Jika dianalisis kata per kata,
penulisan gelar dapat dinalar melalui teori singkatan. Sebagai misal, penulisan
gelar sarjana pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.), dan
ditulis di belakang nama penyandang gelar. Huruf “S“ pada kata sarjana, ditulis
dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, merupakan satu kata.
Kemudian, huruf “P” ditulis dengan huruf besar, tetapi huruf “D” ditulis dengan
huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “D” ditulis dengan huruf
kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf “P”
yang merupakan kepanjangan dari kata “pendidikan”. Demikian pula
singkatan-singkatan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, juga akan
mengalami proses kebahasaan yang sama.
Lain halnya dengan singkatan pada
gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu
kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana hukum, sarjana ekonomi, dan
sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga contoh gelar tersebut hanya terdiri
dari huruf awal, dan tanpa menyertakan huruf peluncur yang merupakan bagian
dari rangkaian kata, sehingga penulisannya pun terdiri atas huruf per huruf
serta masing-masing ditandai dengan tanda baca titik.
Dengan demikian, penulisan gelar
sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang gelar dengan singkatan:
S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan sarjana pertanian ditulis S.P..
Penulisan-penulisan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang
hanya terdiri dari dua huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur
sebagai bagian dari rangkaian kata, harus mengikuti pola penulisan tersebut.
Berikut ini contoh-contoh penulisan
gelar yang benar.
Gelar Sarjana
S.Ag. (Sarjana Agama)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
S.Si. (Sarjana Sains)
S.Psi. (Sarjana Psikologi)
S.Hum. (Sarjana Humaniora)
S.Kom. (Sarjana Komputer)
S.Sn. (Sarjana Seni)
S.Pt. (Sarjana Peternakan)
S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
S.Sos. (Sarjana Sosial)
S.Kar. (Sarjana Karawitan)
S.Fhil. (Sarjana Fhilsafat)
S.T. (Sarjana Teknik)
S.P. (Sarjana Pertanian)
S.S. (Sarjana Sastra)
S.H. (Sarjana Hukum)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam),
dsb.
Gelar Magister
M.Ag. (Magister Agama)
M.Pd. (Magister Pendidikan)
M.Si. (Magister Sains)
M.Psi. (Magister Psikologi)
M.Hum. (Magister Humaniora)
M.Kom. (Magister Komputer)
M.Sn. (Magister Seni)
M.T. (Magister Teknik)
M.H. (Magister Hukum)
M.M. (Magister Manajemen)
M.Kes. (Magister Kesehatan)
M.P. (Magister Pertanian)
M.Fhil. (Magister Fhilsafat)
M.E. (Magister Ekonomi)
M.H.I. (Magister Hukum Islam)
M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)
M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)
M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam),
dsb.
S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
Gelar Sarjana Muda Luar Negeri
B.A. (Bechelor of Arts)
B.Sc. (Bechelor of Science)
B.Ag. (Bechelor of Agriculture)
B.E. (Bechelor of Education)
B.D. (Bechleor of Divinity)
B.Litt. (Bechelor of Literature)
B.M. (Bechelor of Medicine)
B.Arch. (Bechelor of Architrcture),
dsb.
Gelar Master Luar Negeri
M.A. (Master of Arts)
M.Sc. (Master of Science)
M.Ed. (Master of Education)
M.Litt. (Master of Literature)
M.Lib. (Master of Library)
M.Arch. (Master of Architecture)
M.Mus. (Master of Music)
M.Nurs. (Master of Nursing)
M.Th. (Master of Theology)
M.Eng. (Master of Engineering)
M.B.A. (Master of Business
Administration)
M.F. (Master of Forestry)
M.F.A. (Master of Fine Arts)
M.R.E. (Master of Religious
Ediucation)
M.S. (Mater of Science)
M.P.H. (Master of Public Health), dsb.
Gelar Doktor Dalam Negeri
Penulisan gelar doktor dalam negeri
pun sering tidak dipahami dengan benar oleh kebanyakan orang, padahal jika kita
mampu menganalisis, tidaklah sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri
sama dengan penulisan gelar-gelar yang lain. Karena huruf “D” dan “R” merupakan
rangkaian satu kata, maka penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr.
(Doktor), dan ditulis di depan nama penyandang gelar. Huruf “D” ditulis dengan
huruf besar, dan huruf “R” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan
tanda titik pula.
Selain itu, di Indonesia juga
memberlakukan sebutan profesional untuk program diploma. Aturan main penulisan
sebutan profesional dalam negeri untuk program diploma ditulis di belakang nama
penyandang sebutan profesional tersebut. Perhatikan beberapa sebutan
profesional program diploma dalam negeri sebagai berikut.
Program diploma satu (D1) sebutan
profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);
Program diploma dua (D2) sebutan
profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);
Program diploma tiga (D3) sebutan
profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan
Program diploma empat (D4) sebutan
profesional ahli, disingkat (A.).
Akhir-akhir ini sebutan profesional
untuk program diploma, sebagaimana yang tertera itu, cenderung diikuti oleh
ilmu keahlian yang dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional untuk ahli muda
kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per.,
ahli madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan disingkat
A.Md.Bid., dan ahli madya pariwisata disingkat A.Md.Par.
Selanjutnya, banyak orang
bertanya-tanya tentang beberapa gelar doktor luar negeri yang tidak mereka
pahami maksudnya, juga tidak mereka ketahui cara penulisannya, sehingga banyak
diantara mereka hanya dapat memperkirakan maksud, dan demikian pula cara penulisannya.
Karena berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak diantara mereka salah menebak
maksud serta cara penulisannya.
Penulisan gelar doktor, master, dan
sarjana muda dari luar negeri, ditulis di belakang nama penyandang gelar.
Sebagaimana penulisan gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar dari luar
negeri pun sama. Untuk dapat memahami penulisan yang benar, kita perlu
menganalisis kata per kata sebagaimana cara menganalisis kata per kata pada
penulisan gelar dalam negeri.
Sebagai misal, gelar doctor of
philosophy, yang ditulis benar [Ph.D.]. Huruf “P” ditulis dengan huruf besar,
tetapi huruf “H” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik.
Huruf “H” ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari
rangkaian satu kata dengan huruf “P” yang merupakan kepanjangan dari kata
philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan huruf besar sebagai singkatan
dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.
Perhatikan beberapa gelar doktor luar
negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan contoh penulisannya:
Ph.D. (Doctor of Philosophy); =>
Sigit Sugito, Ph.D.
Ed.D. (Doctor of Education); =>
Sigit Sugito, Ed.D.
Sc.D. (Doctor of Science); => Sigit
Sugito, Sc.D.
Th.D. (Doctor of Theology); =>
Sigit Sugito, Th.D.
Pharm.D. (Doctor of Pharmacy); =>
Sigit Sugito, Pharm.D.
D.P.H. (Doctor of Public Health);
=> Sigit Sugito, D.P.H.
D.L.S. (Doctor of Library Science);
=> Sigit Sugito, D.L.S.
D.M.D. (Doctor of Dental Medicince);
=> Sigit Sugito, D.M.D.
J.S.D. (Doctor of Science of
Jurisprudence). => Sigit Sugito, J.S.D., dsb.
Tambahan lagi, penulisan gelar ganda
yang kedua gelar tersebut berada di belakang nama penyandang gelar, juga perlu
memperhatikan teknik penulisan yang benar. Bahwasanya, selama ini kita sering
menjumpai bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan gelar ganda yang
tidak memperhatikan tata cara penulisan yang benar.
Tenik penulisan gelar ganda yang
kedua-duanya berada di belakang nama penyandang gelar, banyak terkait dengan
penggunaan tanda baca koma (,). Penulisan yang benar adalah setelah nama
(penyandang gelar), dibubuhkan tanda koma (,) kemudian diikuti gelar yang
pertama, ditulis dengan teknik penulisan yang benar, lalu dibubuhkan tanda koma
untuk penulisan gelar yang kedua, dan seterusnya (jika ada gelar-gelar yang
lain).
Perhatikan beberapa contoh penulisan
gelar ganda di bawah ini:
Endra Lesmana, S.Ag., S.H.
Endra Lesmana, S.Pd., S.S.
Endra Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.
Jika penyandang gelar memiliki gelar
lebih dari dua gelar, dan semuanya berada di belakang nama penyandang gelar,
teknik penulisannya pun sama. Perhatikan pula beberapa contoh penulisan gelar
yang lebih dari dua gelar di belakang nama penyandang gelar.
Imam Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.
Imam Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.
Imam Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.
Penulisan gelar dengan mengikuti nama
penyandang gelar yang ditulis dengan huruf balok (kapital), gelar tetap ditulis
sesuai dengan penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut terdapat huruf
peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag.,
S.Pd., S.Pt., huruf g, d, dan t yang posisinya sebagai huruf peluncur dari
rangkaian satu kata, tidak ditulis dengan huruf besar. Perhatikan beberapa
contoh di bawah ini:
Ditulis Benar Ditulis Salah Juga
Ditulis Salah
Hadi Mulya, S.Pd. HADI MULYA, S.PD.
HADI MULYA, S.Pd.
Hadi Mulya, S.Ag. HADI MULYA, S.AG.
HADI MULYA, S.Ag.
Hadi Mulya, S.Pt. HADI MULYA, S.PT.
HADI MULYA, S.Pt.
Di dalam aturan kebahasaan, nama orang
tidak dibenarkan ditulis dengan huruf balok (kapital), kecuali untuk kepentingan
tertentu. Jika ditulis, huruf balok (kapital) hanya dibenarkan ditulis pada
awal kata nama orang. Karena itu, penulisan gelar dengan mengikuti nama
penyandang gelar yang sama-sama ditulis menggunakan huruf balok, tidak hanya
salah, tetapi sudah salah kaprah.
Semoga dengan adanya informasi dari
atas, dapat menambah wawasan kita khususnya dalam cara penulisan gelar yang
baik dan benar. Tulisan diatas sebagian besar saya ambil sumbernya dari:
0 Response to "Cara Penulisan Gelar Akademik yang Baik dan Benar"
Post a Comment