Beberapa Perusahaan Rokok Ternama di Indonesia

Sahabat Blogger bagaimana kabarnya? Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal’afiat. Kali ini saya bagikan informasi terkait siapa saja yang memiliki perusahaan – perusahaan rokok di Indonesia. Rasa penasaran saya muncul akhir-akhir ini, padahal dari kecil dulu saya mengenal betul nama merk perusahaan-perusahaan rokok yang ada di Indonesia. Bagaimana tidak, setiap hari, dimanapun berada pastinya disetiap warung-warung, baik warung kecil maupun besar pasti ada merk perusahaan-perusahaan rokok tersebut. Mungkin dulu sangat sulit mencari informasi siapakah nama dari pemilik perusahaan rokok tersebut, dikarenakan dulu masih jarang ada internet. Berbeda sekali pada zaman sekarang yang dengan mudahnya kita bisa mengakses informasi apa saja yang kita inginkan, langsung bisa peroleh hanya dengan menggeserkan jari tangan kita.

Tentunya anda semua sudah mengenal dengan merk rokok yang namanya Djarum, Gudang Garam, Sampoerna, dan lain sebagainya. Ternyata dari beberapa nama pemilik berbagai perusahaan besar yang memproduksi rokok tersebut tidak ada yang benar-benar orang Indonesia asli tapi kebanyakan mereka berasal dari negara cina. Tentunya hal ini membuat saya gerah ketika perusahaan-perusahaan besar di Indonesia sebagian besar dimiliki oleh mereka, lantas dimanakah orang-orang pribumi kita? Sungguh ironis sekali ya, padahal hampir semua bahan-bahan baku yang diproduksi oleh perusahaan mereka itu datangnya dari tanah kita sendiri.

Baik langsung saja kita bahas beberapa perusahaan-perusahaan rokok di Indonesia, diantaranya:

1.       PT. HM Sampoerna, Tbk
 
Sumber : http://www.sampoerna.com/_layouts/PMI/GCW/Images/sampoerna-logo.jpg
Pada tahun 1913, Liem Seeng Tae yang merupakan seorang imigran asal China memulai usaha pembuatan rokok kretek linting tangan rumahan di Surabaya, Jawa Timur. Ini adalah salah satu industri rokok kretek dan putih pertama. Tak khayal bila perusahaan ini semakin berkembang dengan pesat seiring dengan permintaan pasar yang semakin meningkat. Pada sekitar awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama keluarganya yang berimbas pergantian nama perusahaan menjadi Sampoerna yang berarti "kesempurnaan". Dengan ini usahanya semakin lama dapat merambah hingga dibuka pabrik-pabrik baru di sekitar Surabaya. Selain itu, Sampoerna juga membuka museum yang diberi nama Taman Sampoerna yang menceritakan sejarah keluarga Sampoerna serta usahanya. 

Baca juga : Riwayat Hidup dan PT. HM. Sampoerna

Pada tahun 1978 Sampoerna beralih kepada generasi ketiga yang dipimpin Putera Sampoerna. Pada era kepemimpinannya, Sampoerna berkembang semakin pesat dan menjadi perseroan terbatas pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern dengan investasi dan ekspansi. Bak gayung bersambut, Sampoerna mulai dilirik oleh Philip Morris International (PMI), salah satu produsen rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada Mei 2005, Sampoerna di-afiliasi dan mengakuisisi sebagian besar saham Sampoerna. Hal ini semakin memperkuat posisi Sampoerna menjadi salah satu produsen terbesar di Indonesia.

Pangsa pasar yang dimiliki Sampoerna semakin meningkat yakni 35,6% pada tahun 2012 berdasarkan Nielsen Retail Audit Full Year 2012 yang telah mempekerjakan lebih dari 28.500 orang karyawan. Selain itu, Sampoerna juga menjalin kerjasama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang tersebar di seluruh Pulau Jawa. Prestasi yang telah dicapai perusahaan ini mencapai puncaknya pada tahun 2012 dengan rekor penjualan lebih dari 100 miliar batang dan beberapa pencapaian lainnya di segala bidang. Beberapa produk Sampoerna antara lain A Mild (pionir produk rokok kategori rendah tar rendah nikotin dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia), Dji Sam Soe (sigaret kretek pertama yang tetap dipertahankan kemurniannya hingga lebih dari 100 tahun yang dikenal sebagai Raja Kretek), Sampoerna Kretek (sigaret kretek tangan pertama) dan beberapa varian lainnya. 

2.       PT. Gudang Garam Tbk
 
Sumber : https://umk.ac.id/images/stories/PT-Gudang-Garam-Tbk.png

PT Gudang Garam Tbk berdiri pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie yang berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo.  Pada awal berdirinya, Gudang Garam merupakan industri rumahan yang memproduksi kretek yang bernama SKL dan SKT.  Karena permintaan pasar yang kian meningkat, akhirnya pada 1960 dibukalah cabang di Gurah, yang letaknya 13 km dari kota Kediri yang pada saat itu masih mempekerjakan 200 orang karyawan. Pada tahun 1968, tepatnya bulan September didirikan unit produksi yang bernama Unit I dan Unit II di atas lahan seluas 1000 meter persegi guna mengiringi perkembangan usaha yang kian meningkat. Tak lama dari itu, Gudang Garam yang awalnya merupakan industri rumahan berubah menjadi Firma pada tahun 1969. Dua tahun kemudian, karena kemajuan produksi yang makin lama semakin tinggi, Gudang Garam resmi berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang didukung fasilitas berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari pemerintah membuat Gudang Garam semakin kokoh.
Untuk membantu pengembangan produksinya, Gudang Garam lantas memikirkan beberapa terobosan baru dalam pembuatan kreteknya, yakni dengan menggembangkan jenis produk Sigaret Kretek Mesin (SKM). Tak berhenti sampai di situ, Gudang Garam juga mampu mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1990 yang langsung merubah statusnya dari PT menjadi Perusahaan Terbuka. 

Produk yang dihasilkan Gudang Garam juga lebih bervariasi, hal ini dibuktikan dengan produksi kretek mild pada tahun 2002 yang merupakan hasil dari inovasi terbaru. Hal ini sejalan dengan perluasan wilayah produksi yang tak hanya berpusat di Kabupaten dan Kota Kediri saja, melainkan telah merambah hingga Pasuruan.

Hingga saat ini Gudang Garam tetap menjadi pilihan utama pecinta kretek di tanah air. Tak hanya mencukupi produksi dalam negeri saja, tetapi Gudang Garam juga telah melebarkan sayapnya hingga ke Malaysia, Brunei dan Jepang. Dengan total lebih dari 20 jenis produk yang dikeluarkan Gudang Garam telah cukup membuktikan eksistensinya sebagai salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia.  Beberapa produk Gudang Garam yang terkenal yakni Gudang Garam Merah, Djaja, GG Internasional, GG Surya, GG Mild dan masih banyak lagi. Ditambah lagi dengan keikutsertaan Gudang Garam menjadi sponsor Piala Dunia FIFA pada tahun 1958 hingga 1966 dan Piala Dunia 2010, Gudang Garam nantinya akan mampu menembus pasar internasional.


3.       PT. Djarum Tbk
Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVC4SRiOl77NRE_vrFzDA_dhpMrZGMPD-i1U2sldvLT27molcckvIN4UNne38UF4stkngvYsRfKOyP_g-gxnRnx5JrCQxZZSLg59t4sLpT498jolKbX0CDIxExkxHsb9xx7JCkl4wgGYl0/s1600/djarum.png

Djarum adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Djarum memiliki markas di Kudus, Jawa Tengah. Berawal di tahun 1951, sang pendiri. Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon. Mulanya perusahaan ini hanya memiliki sekitar sepuluh karyawan. Tak disangka rokok kretek buatannya laris manis di pasaran. Sayangnya, musibah kebakaran hampir menghancurkan perusahaan di tahun 1963.

Kemudian perusahaan ini bangkit serta menyediakan peralatan modern di pabriknya. Tak perlu menunggu waktu lama, di tahun 1969 Djarum sudah mengekspor produk rokoknya hingga ke luar negeri. Merek rokok yang dihasilkan antara lain Djarum Black, Djarum 76, L.A Light dan masih banyak lagi.

Di tahun 2012 tingkat produksi rokok mencapai 140 juta batang per hari. Di tahun itu, Djarum berencana membeli pita cukai rokok sebesar Rp 12 Triliun. Nilai tersebut meningkat sebesar 13% dibanding tahun 2011.

Djarum tidak hanya fokus pada industri rokok saja. Perusahaan ini juga terlibat aktif dalam dunia olahraga. Djarum mempunyai klub bulutangkis bernama PB Djarum yang sudah mencetak atlet ternama seperti Liem Swie King dan Alan Budikusuma.

Itulah sahabat blogger, beberapa profil perusahaan rokok di Indonesia. Saya tidak bermaksud menyinggung bagi para perokok, namun saya cuman ingin bertanya “siapakah yang diuntungkan ketika anda merokok dan siapa yang dirugikan ketika anda merokok?” Itu saja mungkin yang selama ini menjadi pertanyaan yang menggelitik hati kecil saya, sehingga dapat dituangkan dalam tulisan ini.

Okelah masih mending kalau pemiliknya orang Indonesia betul-betul asli orang Indonesia, tapi nyatanya bukan orang Indonesia malah china. Berarti kita sudah bisa menjawab dan menyimpulkan siapa yang diuntungkan ketika orang Indonesia yang merokok. Dan siapakah yang rugi kalau seandainya kita terkena dampak dari merokok?
Wallahu ‘alam..

Sumber:
https://profil.merdeka.com/indonesia/h/hm-sampoerna/

0 Response to "Beberapa Perusahaan Rokok Ternama di Indonesia"

Post a Comment